My Note [Chapter 2]

My Note

Tittle  : My Note

Author   : XLBaekHyunWoo – FJRRA

Main Cast  : Byun Baekhyun and Bang Min Ah

Support Cast  : All of EXO | All of Girl’s Day | Song JoongKi | Etc

Rating  : 15

Lenght   : Chaptered

Genre  : Romance,Conflict,Hurt, Drama, etc.

Disclaimer  : Jangan jadi Plagiat and Silent Readers. STORY IS MINE!!!

.

Jika ada kesamaan judul, nama OC atau lain sebagainya mohon di maklumi, dari awal sampai akhir saya tidak berniat untuk jadi plagiat karena saya juga punya imajinasi atau khayalan sendiri

.

PLAGIATOR, SIDERS GO AWAY!! And sorry for typo guys^^

.

Recomend Song : Baekhyun – Beautiful [Ost. EXO Next Door]

.

*1

. 

HAPPY READING ^^

*

*

*

*

Before Meeting

EXO Jeju Fansign Event
Jeju, 04 April 2015
11.00 KST

Para semut wanita berkumpul mengelilingi sebuah gedung yang menjadi pusat perhatiannya. Bagaimana tidak? Terlihat spanduk besar yang menampakkan sepuluh orang lelaki tampan disana. Mereka juga melihat meja yang berukuran panjang serta kursi bewarna hitam dengan jumlah seperti jumlah lelaki yang ada didalam spanduk.

Diantara mereka mengabadikan moment ini tentunya. Kamera yang mereka bawa ternyata mengalahkan sinar matahari yang sedang bersinar. Cahaya yang dipantulkan kamera tersebut ternyata membantu lebih mencerahkan sang idola lebih dari cahaya matahari sendiri.

Diantara mereka pula ada yang berteriak histeris saat melihat sepuluh lelaki mulai mengisi acara fansign di siang ini. Memperkenalkan dirinya terlebih dahulu, memberitaukan kabarnya lalu mengutarakan rasa kekhawatirannya karena melihat pengagum mereka yang terlihat tidak tertib. Tetapi setelah mereka memberitau rasa kekhawatirannya, tentunya para fans kembali tertib.

Sudah lebih dari satu jam mereka mengisi acara fansign di pulau Jeju ini. Dengan cara bercanda tawa dengan para fans, memberi kesannya kepada para fans, tak lupa memberikan foto mereka serta tanda tangannya sebagai bentuk apresiasi.

Walaupun sang idola sudah meninggalkan tempat fansign, suara riuh para penggemar tentunya masih terdengar. Mereka terus berteriak walaupun sang idola sudah menuruni panggung dan pergi dikawal oleh para security.

Kesepuluh lelaki tersebut berhenti tepat dibelakang panggung saat seorang wanita dengan tubuh yang besar menyuruh mereka berhenti. Para penggemar tidak tau akan hal itu, karena mengingat bahwa spanduk itulah yang menutupi mereka. Para penggemar hanya menyangka bahwa mereka telah pergi menuju bandara.

“Aku lihat kalian terlihat lelah. Jadi, kalian akan menginap di Jeju selama satu hari atau bahkan kalian boleh tinggal disini selama dua hari. Kalian bisa berlibur karena mengingat kalian yang tidak punya waktu untuk hang out.” Jelas wanita tersebut sembari menggenggam sebuah kertas bewarna putih

Kesepuluh lelaki tersebut tertawa senang mendengarnya. Akhirnya, setelah kesibukan comeback mereka, saat ini mereka bisa berlibur selama dua hari. Walaupun hanya dua hari, tetapi jika bersama-sama semua itu akan terasa indah.

“Baekhyun.” Panggil wanita tersebut.

Baekhyun yang dipanggilnya hanya bisa menatap datar. Tatapan wanita tersebut mengisyaratkan bahwa ia adalah member yang akan sial hari ini.

“Kau bisa ikut aku sebentar?”

.

.

.

Mereka berdua sedang berdiri tepat didepan sebuah jendela dengan kaca yang menjulang dari bawah sampai ke atas. Dilihatnya lelaki yang memakai hoodie bewarna pink serta pakaian hangat yang berbahan jeans tersebut, menatap wanita yang berdiri dihadapannya.

Wanita tersebut sedari tadi sibuk dengan dunianya sendiri. Ia terus saja sibuk berbicara dengan lawan bicaranya disebrang sana. Bahkan ia menjadi angin yang sedari tadi diacuhkan.

Ia menatap jam tangan yang ada dipergelangan tangannya. Ia lihat jarum jam yang sudah menunjukkan pukul satu siang. Ia lihat dari tempatnya berdiri sebuah mobil van bewarna hitam sudah berjalan dan meninggalkan gedung ini. Ia sudah tau bahwa ini pasti hari sialnya, tidak bisa bersama-sama temannya menikmati hari libur.

Ia kembali menatap wanita yang masih menghiraukannya. Ia pun memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana yang ia pakai.

Noona, sebenarnya kau ingin membicarakan apa?” Tanya Baekhyun dengan suara lelah khasnya

Wanita tersebut segera mengakhiri sambungan telfon, lalu berdiri menghadap lelaki yang lebih tinggi darinya ini. “Aku tau kau ingin menghabiskan waktumu bersama member lainnya, tapi untuk sekarang kau harus kembali ke Seoul untuk menemui Tuan Lee.”

“Untuk apa? Apakah ada masalah?”

“Begini Baekhyun-ah, aku dengar kau akan membentuk grup duet bersama salah satu gadis dari agensi lain. Alasan Tuan Lee memilihmu, karena ia ingin kau memiliki pengalaman yang jauh dari teman-temanmu bayangkan. Alasan lain pun, karena ingin mempererat tali persaudaraan walaupun berbeda perusahaan.” Jelas wanita tersebut yang membuat dahi lelaki dihadapannya mengernyit bingung

“Mengapa harus aku? Banyak sekali orang yang ingin mendapatkan pengalaman, bukan aku saja.” Jawab Baekhyun tak suka

“Begini, kau adalah lelaki yang pandai berbaur, Baekhyun-ah.”

Baekhyun memalingkan pandangannya ke arah lain. Tak suka dengan keputusan ini.

“Tidak hanya aku saja, noona. Aku tidak mau.” Tolak Baekhyun mentah-mentah

Wanita tersebut hanya menghela nafasnya pasrah. Ia sudah tidak mau lagi memaksa orang yang telah menolaknya. Ia sudah cukup lelah. Ia pun memberikan sebuah map bewarna coklat yang entah isinya apa.

Baekhyun sendiri melihat map tersebut dari ujung ekor matanya.

“Bacalah terlebih dahulu lalu tanda tanganilah. Aku harap kau sama sekali tidak menyesal saat membacanya dan.. huh.. CEO dan pasanganmu nanti akan datang besok pagi, kalian akan mengadakan rapat pertemuan terlebih dahulu. Oh iya, jika kau berubah pikiran, aku akan mengantarmu ke bandara.” Wanita tersebut berlalu pergi saat map tersebut berpindah tangan.

Baekhyun menatap nanar map yang ada ditangannya kini. Dugaannya ternyata benar, ini adalah hari sialnya.

Tidak bisa ikut berlibur dengan teman-temannya di pulau Jeju.

*

*

Kamar hotelnya yang sepi sangat mendominasi perasaannya saat ini. Rasa bimbang yang ada pada dirinya ternyata belum juga sirna.

Setelah membaca isi dari map yang diberikan manager-nya, Baekhyun sedikit lebih tertarik. Kini, ia tau bahwa agensi yang bekerja sama dengan agensinya adalah agensi DreamT. Walaupun bukan agensi yang sangat ia kenali, tetapi ia masih dapat bersyukur bisa membuat grup duet entah dengan siapa.

.

Derttt.

 .

Ia segera mengambil ponselnya yang tersimpan diatas kasur. Setelah itu, ia berjalan menuju jendela hotel yang menampakan indahnya pulau Jeju dimalam hari. Berfikir sejenak sebelum mengangkat panggilan tersebut.

Ia menghela nafasnya, lalu menekan tombol bewarna hijau dilayar touchcreen-nya.

Yoboseyo.” Sambutan awalnya sembari menatap indahnya pemukiman warga dari tempatnya berdiri.

“Apakah kau sudah siap? Mereka akan datang besok pagi, jadi aku harap kau juga akan datang. Aku dengar kau menolak permintaan ini, apakah itu benar?” Tanya seseorang disebrang sana dengan suara tuanya

Baekhyun menghela nafasnya kecil. “Ne. Aku menolak permintaan itu.”

“Lalu?”

“Sekarang aku menerima tawaran itu. Aku akan ke Seoul nanti subuh.”

“Lihatlah, anak asuhanku ternyata sangat baik dalam bekerja walaupun kau masih terlalu muda untuk hal ini. Baiklah, akan aku tunggu besok”

.

Bipp

.

Baekhyun maupun seseorang yang baru saja menghubunginya sama-sama mengkahiri sambungan telfon tersebut.

Tangannya yang sedang mengenggam ponsel tersebut perlahan menjadi lesu. Entah mengapa ia menganggap dirinya sungguh aneh. Ia tidak suka dengan keputusan yang datang secara mendadak seperti ini, disisi lain ia ingin cepat-cepat bertemu dengan gadis tersebut dan menjadi partner duet yang pernah ia dambakan.

Ia menundukkan kepalanya. Terlalu lelah dengan segala hidupnya yang sudah terbilang rumit. Mau itu kehidupan pribadi, ataupun kehidupannya bersama 9 orang lelaki yang menjadi keluarganya saat ini.

Ia juga merasa bersalah kepada salah satu temannya, Kyungsoo. Lelaki kelahiran 1993 itu pernah membayangkan bahwa dirinya berdiri diatas panggung dengan seorang gadis. Disana mereka berdua bernyanyi ataupun menari. Kyungsoo pernah bercerita kepadanya pada saat dirinya dan Kyungsoo masih didalam awak pesawat.

.

.

Terlihat banyak sekali lelaki yang didalam awak pesawat pagi ini. Mereka terlihat lelah karena kegiatan comebacknya yang tak henti-henti. Permintaan untuk mengisi acara musik, radio, variety show bahkan diantara mereka sibuk dengan film yang dibintanginya.

Terlebih dengan seorang lelaki yang memakai hoodie bewarna soft pink, ia hanya melihat kejendela luar pesawat. Walaupun ia sudah memaki hoodie, tetap saja terasa dingin. Maka dari itu ia kini mengambil jaket hangat berbahan jeans lalu dipakainya.

“Aku tidak sabar dengan fansgin di Jeju. Aahh.. Jeju” Ujar seorang lelaki yang amat bahagianya.

“Baek, apakah kau pernah membayangkan kita semua berlibur disana? Walaupun schedule kita benar-benar padat?” Tanyanya yang sama sekali tidak membuat Baekhyun untuk mengalihkan pandangannya walaupun hanya sedetik.

“Hmm.. Iya, aku pernah membayangkannya.”

Lelaki yang duduk disampingnya hanya mengangguk-anggukan kepalanya.

“Aku pun.”

Jika dipikir-pikir tidak biasanya lelaki tersebut mengajak mengobrol ataupun mengawali perbincangan kepada siapapun. Biasanya Baekhyun atau teman-teman lainnya lah yang mengajaknya untuk sekedar bercanda. Mungkin bisa dibilang mood lelaki tersebut benar-benar sedang baik.

“Oh iya, Baek. Entah mengapa sesuatu melintas didalam pikiranku saat ini. Tiba-tiba saja aku ingin membentuk grup duet.”

Atas awalan penjelasanannya, Baekhyun menoleh saat itu juga. Sedikit tertarik, mungkin.

“Ingin sekali rasanya bernyanyi ataupun menari dengan seorang gadis diatas panggung. Terkadang aku iri melihat grup duet perform diatas panggung, apalagi untuk Chen hyung. Ia sudah berpengalaman sekali dalam duet.” Lelaki tersebut menundukkan kepalanya lesu setelah mengungkapkan sedikit rasa didalam hatinya.

Baekhyun tersenyum kecil. “Aku akan membantumu, teman.”

.

.

Ia menghela nafasnya berat. Apa yang harus ia katakan kepada temannya tersebut? Apakah ia harus berbohong bahwa ia hanya menggantikan seseorang yang seharusnya ada di group duet? Tentunya tidak. Bukankah sama saja ia akan menjadi teman duet gadis tersebut? Lalu apa yang harus ia lakukan kepada temannya itu?

“Duet?”

Tiba-tiba saja ia terlonjak kaget saat mendengar suara berat itu ditelinganya. Ia memutar tubuhnya pada saat itu juga. Kedua matanya membulat seketika saat melihat seorang lelaki yang baru saja ada didalam pikirannya ternyata ada dihadapannya.

Dilihatnya lelaki tersebut baru saja menyimpan kertas bewarna putih dengan lemas. Ia pun langsung menatap lelaki yang memakai hoodie bewarna pink tersebut.

“D.O-ya, bagaimana dengan kegiatan kalian tadi? Apakah sangat menyenangkan? Wah.. aku sangat menyesal tidak ikut dengan kalian.” Ucap Baekhyun yang memecahkan suasana genting ini.

D.O hanya menatapnya datar. Tanpa ekspresi sedikit pun.

“Apakah kalian pergi ke restaurant dengan makanan yang enak? Apakah aku boleh tau makanan apa yang baru saja kalian coba? Aku ingin mencobanya!” Katanya sembari melompat-lompat kecil untuk menghilangkan rasa gugupnya.

“Kau akan duet?”

Secara mendadak tubuhnya menjadi lemas. Menundukkan kepalanya. Ia sangat merasa bersalah.

“Bukankah kau akau membantuku untuk membentuk group duet? Lalu mengapa sekarang kau yang menjadi anggota group itu?!”

Tubuhnya terlonjak kaget saat mendapatkan reaksi seperti itu. Ia hanya bisa diam, tidak ingin mengucapkan satu kata pun. Ia tidak takut, hanya saja ia sangat merasa bersalah. Tidak hanya itu saja, lidahnya tiba-tiba saja menjadi kelu.

“Semua perkataanmu adalah sebuah kebohongan!”

D.O pun berlalu pergi sembari melemparkan papper bag keatas lantai. Meninggalkan Baekhyun sendiri yang masih berdiri mematung.

Mian

*

*

Seoul
09.00 KST

Kini ia sedang didalam perjalanan menuju office SM.Entertaiment. Ia harus hadir dalam pertemuan yang mengawali dirinya untuk menjelajah dunia duo. Bahkan ia sudah ditetapkan datang terlambat karena jalanan yang macet pada saat di Incheon Airport.

Baekhyun menatap nanar topi hitam yang berada ditangannya. Menatapnya dengan tatapan bersalah yang mungkin tidak akan pernah ia lupakan. Kejadian kemarin malam masih terngiang didalam pikirannya.

Setelah kejadian tersebut, ia memang tidak berbicara sepatah kata pun kepada Kyungsoo. Entah mengapa ia menjadi merasa malu. Ia merasa bahwa ia adalah bukan teman yang baik bagi Kyungsoo. Didepannya ia mendukung Kyungsoo akan cita-cita kecilnya, tetapi dibelakang ia malah menerima tawaran tersebut yang padahal sudah berjanji akan membantu Kyungsoo.

Topi hitam itu lah isi dari papper bag yang terhampar diatas lantai. Ternyata Kyungsoo tidak lupa membawa hadiah untuknya walaupun hanya sebuah topi dengan huruf kapital B di topi tersebut.

“Kita sudah sampai”

Baekhyun segera tersadar dari lamunannya. Ia pun melepaskan sabuk pengaman dan turun dari mobil van bewarna hitam ini.

Dengan lesu ia mulai berjalan, tetapi pada saat ia sudah sampai didepan pintu bewarna putih, ia berhenti sejenak. Tubuhnya terasa lemas untuk melakukan sesuatu. Bahkan pada saat ia membuka pintu mobil saja sudah tidak kuat. Hey, ingat! Ia bukan seorang perempuan! Ia harus kuat walaupun ia sangat lelah!

Layaknya orang aneh, ia membuka pintu dengan senyuman manis khas’nya. Ekspresi diwajahnya benar-benar berubah 360 derajat.

Ia langsung berjalan sembari mengumbarkan senyumannya dan langsung terduduk disamping seorang pria berkacamata. Pandangannya menangkap sesosok seorang pria tengah tersenyum kecil. Lalu ia melemparkan senyuman kepada seorang gadis yang duduk disamping pria tersebut. Ia lihat gadis tersebut tidak membalas senyumannya, ia hanya terdiam dengan kedua matanya yang membulat.

.

‘Aneh sekali’

 .

“Perkenalkan anak asuhanku. Di adalah .. Byun Baekhyun”

Annyeonghaseyo, Byun Baekhyun imnida” Baekhyun mulai memperkenalkan dirinya sopan. Entah mengapa senyumnya tak bisa hilang walaupun perasaan dan segala pikirannya saat ini tengah bercampur aduk.

“Song Joong Ki imnida

Pria tersebut memperkenal diri lalu mengulurkan tangannya, berniat untuk menjabat tangan lelaki yang ada dihadapannya.

“Kenalkan, dia Bang Min Ah”

Baekhyun hanya tersenyum sedangkan Minah hanya terdiam lesu. Masih tak percaya dengan pasangan duetnya ini.

Baekhyun melihat kejanggalan dimatanya. Pria yang ada dihadapannya menyikut lengan gadis tersebut agar membuat gadis tersebut tersenyum. Baekhyun hanya terdiam melihatnya, dan entah mengapa pikirannya malah tertuju pada Kyungsoo yang masih merasa kesal kepadanya.

“Baiklah, rapat akan dimulai. Sebelumnya saya akan membuka map dari kedua pasangan duet ini. Apakah ia menandatanganinya atau tidak, agar ini semua dapat di konfirmasi.” Jelas pria berkacamata yang diketahui dengan panggilan Tuan Lee.

Tuan Lee membuka map tersebut. Entah berpura-pura bersandiwara atau kenyataan, ia sangat terkejut melihat kedua kertas yang lengkap dengan tanda tangan seseorang.

Ya, tentunya ia tengah bersandiwara bukan? Dilihat dari ekspresinya tersebut memang sudah terlihat. “Wow, selamat bekerja sama Tuan Song.” Dilihatnya Tuan Lee berjabat tangan dengan Tuan Song yang ada dihadapannya.

“Ok. Lebih baik kita langsung mendiskusikan bagaimana konsep kalian nanti.”

*

*

Keempat orang yang berada didalam ruangan ini masih beradu argumen tentang konsep group duet tersebut. Bahkan walaupun CEO dan anak asuhannya tidak terlihat kompak kali ini, argumen mereka berbeda.

Awalnya suasana didalam ruangan ini sangatlah hening dan dingin, tetapi setelah rapat dimulai, benar-benar ramai layaknya pasar. Lampu diruangan tersebut telah dimatikan sebelumnya, sehingga ruangan ini gelap dan hanya cahaya dari invokus ‘lah yang menjadi penerangnya.

Baekhyun mengacak rambutnya frustasi. Kepalanya terasa pusing memikirkan masalahnya dengan Kyungsoo, dan kini ia mendengarkan ketiga orang yang tengah mempertahankan argumennya masing-masing. Dirinya yang berbicara sedari tadi sama sekali tidak didengarkan, bahkan ia sudah berusaha mempertahankan argumennya, tetapi hanya sia-sia.

Ia menggerang, “STOP!”

Tuan Song, Minah maupun Tuan Lee berhenti berbicara saat mendengar Baekhyun berteriak. Mereka lihat Baekhyun mengacak rambutnya lalu menatap mereka satu-persatu jengah. Minah lihat dada lelaki tersebut naik turun menahan emosi.

“Jangan saling mempertahankan pendapat kalian jika ini adalah rapat penting. Aku mohon, satu persatu kalian mengajukan pendapat agar tidak membuat diri kalian sendiri pusing. Percuma jika dalam waktu yang sama kita terus berdebat seperti ini, kalian tau? Ini sudah memakan waktu dua jam lebih!” Tutur Baekhyun dengan suara yang dilembut-lembutkan. Sebenarnya ia kesal sekali dengan ketiga orang ini, ternyata cerewet sekali.

“Baekhyun, kau sama sekali tak mengerti.” Tuan Lee angkat bicara

“Aku mengerti. Maka dari itu aku mengucapkan kata-kata tersebut agar kalian mengerti.”

Tuan Lee menghela napasnya. Lalu ia menatap Tuan Song yang tengah memijat pelipisnya. “Baiklah. Dimulai dari Tuan Song, lalu saya, dan dilanjutkan oleh Minah dan Baekhyun.” Kata Tuan Lee yang membuat Baekhyun tersenyum.

“Menurutku, bagaimana jika konsep kalian sexy and hot?” Joongki mengeluarkan pendapatnya dengan suara fulgar, bahkan membuat Baekhyun dan Minah merasa enggan untuk melihat ekspresi dari Tuang Song.

“Bagaimana sexy tersebut ditambah dengan hal dewasa?” Tanya Tuan Lee yang membuat Joongki mengangkat kedua jempolnya. “Setuju!”

Minah menyikut lengan CEO’nya, karena ia tak setuju dengan konsep tersebut. Ia melirik lelaki dihadapannya, ia tengah menundukkan kepalanya tak suka. Ok, berarti tak hanya mereka saja yang tak suka, tetapi pasangan duetnya pun yang tak suka.

“Aku ingin innonce!” Seru Minah tiba-tiba, membuat Tuan Lee dan Tuan Song yang tengah berbahagia mendadak terdiam.

“Aku tidak ingin konsep sexy.” Tolak Minah dengan konsep yang diajukan oleh CEO dari kedua agensi.

Joongki menghela napasnya kasar, “Hey, itu sudah tidak zaman! Album ataupun single kalian tidak akan terjual habis dipasaran. Mengerti?!” Tekan Joonki kepada Minah.

“Benar. Mereka tidak akan laku dipasaran, dan belum tentu kalian akan mendapatkan daesang ataupun triple crown berturut-turut.” Jelas Tuan Lee khawatir.

“Tapi aku tidak ingin konsep yang kalian berdua berikan. Aku ingin innonce!” Teriak Minah seperti anak kecil yang tetap kekeuh ingin dibelikan balon bewarna pink.

Atas kejujuran Minah tersebut, membuat ketiga lelaki diruangan ini menganga. Bagaimana tidak? Suara Minah seperti anak kecil dan ekspresi wajah tak sukanya sangat mendominasi. Lalu Baekhyun tertawa kecil memecahkan keheningan, sementara Tuan Song menatap geram Minah yang menunjukkan sikap tak sopannya dihadapan Tuan Lee.

“Minta maaf sekarang!”

*

*

“Kau tau? Kau hampir membuatku malu dihadapan Baekhyun ataupun Tuan Lee!” Joongki menjambak rambutnya geram mengingat kejadian memalukan tadi.

“Lagi pula aku sudah meminta maaf, tuan.” Kata Minah enteng yang terus berjalan dikoridor sepi ini. Sedangkan Joongki mendadak terhenti karena terus mengumpat, melampiaskan rasa penyesalannya.

“Ini sudah malam, jangan terus mengumpat, Tuan Song!”

“Bagaimana tidak? Kau.. Arghhh!”

Minah malah tersenyum lebar, memperlihatkan deretan giginya yang putih dan rapi. Sedangkan Joongki menatap Minah geram sebelum menyamakan jalannya dengan Minah.

Akhirnya, ia merasa lega dengan konsep duetnya nanti. Innonce-sexy adalah konsep dari group duet tersebut. Bukan dirinya yang meminta konsep itu agar tetap dijalankan, tetapi Baekhyun yang mengajukan konsep tersebut, dan mulai menjelaskan bagaimana konsepnya secara rinci.

“Pintar.” Gumam Minah sembari menyembunyikan pipinya yang entah mengapa mendadak memerah.

“Apa? Pintar? Siapa?”

Joongki mendengarnya? Mengapa telinga pria ini begitu jeli? Padahal kan dia sudah mulai tua. Minah pun menghentikan langkahnya.

“Ada apa? Ada yang tertinggal diruang rapat tadi?”

“Tidak. Aku ingin ke kamar mandi.” Jujur Minah dengan wajah datarnya.

“Baiklah, akan aku tunggu diluar. Kau tau kan dimana kamar mandinya?”

“Tentu! Kau pikir aku orang bodoh apa?!”

Joongki terkekeh pelan, “Cepat, aku akan menunggumu!”

Minah mengangguk lalu memutar tubuhnya untuk mencari dimana kamar mandi berada. Setelah ia menemukan dan masuk kedalamnya, tak lama ia sudah keluar dari kamar mandi. Ia segera bergegas berjalan untuk segera menemui Joongki didepan gedung nanti.

Saat ia menemukan dua arah koridor yang saling berlawanan, ia menjadi mendadak lupa. Entah arah mana yang harus ia ambil, kiri atau kanan. Ia menggaruk kepalanya bingung.

“Kiri? Atau –kanan? Jika aku terlambat dan membuat pria itu menunggu lagi, ia akan menjambak rambutku keras-keras. Bagaimana ini?”

Tidak ada seorang pun yang melewati koridor ini. Apa yang harus ia lakukan? Jika ia membuat Joongki menunggu, dirinya pasti akan dimarahi habis-habisan. Menurutnya memang berlebihan jika mungkin Joongki menjambak rambutnya, tapi jika benar bagaimana? Ia tak rela jika rambutnya ini rusak karena dijambak oleh seorang pria yang entah berantah selalu marah jika dibuatnya menunggu.

Tiba-tiba ia mendengar suara dentingan piano. Alunan tersebut membuatnya terdiam sebentar. Lalu, tak lama dari itu, ia mendengar seseorang bernyanyi dengan suaranya yang lembut. Minah tersenyum sebentar, lalu berjalan ke arah kanan dimana suara dentingan piano serta pemainnya yang tengah bernyanyi.

.

Oh~ neoui bomnare nae noraereul deullyeojulge
[Oh~ aku akan bernyanyi untukmu pada hari musim semimu]
Haruedo myeoccbeonssik saenggakhaejwo
[Pikirkan tentang itu beberapa kali sehari]
Oh~ ireohge neoreul saenggakhae
[Oh~ Ini adalah hal yang kupikirkan tentangmu]
You’re beautiful
[Kamu cantik]

.

Minah membuka sedikit pintu yang ada dihadapannya. Ia lihat punggung seorang lelaki yang tengah terduduk dihadapan piano. Melihatnya lewat sedikit celah pintu membuatnya sangat bersyukur, setidaknya ia tidak mengira bahwa yang menyanyi tadi adalah sesosok mahkluk halus yang sedaritadi memenuhi pikirannya.

Perlahan ia memejamkan kedua matanya. Menikmatinya –jarang sekali bukan?

.

dasi chajaon neowa naui gyejeore
[Waktu untuk kau dan aku telah datang kembali]
gieokhal su issgessni
[Dapatkah kau mengingatnya?]
ttururururuttuttuttu~ oh yeh all right
[ttururururuttuttuttu~ oh yeh baiklah]

neoreul mannan geol haengunira saenggakhae
[Aku sangat beruntung telah bertemu denganmu]
uri dasi mannamyeon malhae jullae
[Jika kita bertemu lagi, aku ingin memberitahumu]

fly to you naegyeote isseojwo
[Aku akan datang padamu, dan memintamu untuk tinggal disisiku]
you`re beautiful
[Kau cantik]

Ia mengakhiri permainannya dengan sangat indah. Lalu jari tangan kanannya ia tautkan dengan jari tangan kirinya. Ia regangkan kedua tangannya tersebut. Ia menghela napasnya lelah, latihan hari ini sudah selesai –tanpa teman-temannya yang lain tentunya.

Dari ekor matanya ia melihat sesuatu yang sangat mengganjal bagi dirinya. Ia pun melirik kearah kaca yang ada dihadapannya. Ia lihat kepala seorang gadis dibalik celah pintu. Gadis tersebut tengah tersenyum sembari memejamkan matanya.

Ia terkekeh sebentar, lalu beranjak dari duduknya –berniat menghampiri gadis tersebut. Ia berdiri dihadapan celah pintu, dan ia lihat perlahan gadis tersebut membuka kedua matanya –melihat dirinya yang sedang berdiri. Dilihatnya gadis tersebut segera berdiri tegap dan merapihkan penampilannya yang cukup berantakan.

Baekhyun tersenyum.

Mi-mianhae.” Minah membungkkan tubuhnya tersebut, dengan wajah amat bersalahnya.

Gwaenchana. Mengapa tidak masuk kedalam saja? Daripada mengintip?” Tanya Baekhyun tak sungkan, layaknya sudah mengenal Minah sejak lama. Padalah dirinya baru mengenal Minah sebagai pasangan duetnya hari ini.

Minah menggaruk kepalanya sebentar, “A-aku hanya tidak sengaja.”

Minah lihat, Baekhyun lagi-lagi tersenyum kepadanya. Minah sendiri merasa aneh, bukankah biasanya jika seseorang yang sudah dilihat secara diam-diam akan marah bahkan memakinya dengan kata-kata tak wajar? Tetapi mengapa Baekhyun tidak?

“Kau belum pulang bersama CEO’mu?” Tanya Baekhyun sembari mengangkat telunjuknya.

Minah menggeleng. “Aku tidak tau arah pulang. Ma-maksudku, tadi aku harus pergi ke kamar mandi, dan setelahnya aku tidak tau harus berbuat apa karena tidak tau harus belok ke arah kanan atau kiri.”

“Tadi kau berbelok ke arah kanan atau kiri untuk sampai disini?”

Minah menggeleng sekali lagi, membuat Baekhyun terkekeh sebentar. “Kau sangat ceroboh, Bang Minah.”

“Mau ku antar?”

*

*

Minah membungkukkan tubuhnya, berterima kasih kepada Baekhyun yang telah mengantarnya. Baekhyun hanya tersenyum sebagai tanggapannya.

Ghamsahamnida.” Terima kasihnya lagi sembari membungkukkan tubuhnya (lagi?), tetapi kali ini Baekhyun mencegahnya –merasa tidak enak.

“Tidak usah membungkukkan tubuhmu, sudah biasa membantu orang.” Ujar Baekhyun enteng sembari menggidikan kedua bahunya.

Minah tersenyum kikuk, “Kalau begitu aku pamit pergi, terimakasih untuk kesekian kalinya.”

Kali ini Minah hanya menundukkan kepalanya sedikit, lalu menuruni ketiga anak tangga. Ia segera pergi menuju mobil Joongki, dan memasuki mobil dengan cepat. Minah melirik Joongki yang tengah menatapnya dengan tatapan berangnya. Minah hanya menatap lurus kedepan, berpura-pura tak tau.

“Kau tau’kan aku tidak suka dibuat menunggu?” Tanya Joongki serius, sedangkan tanggapan Minah hanya lirikkan singkat nan datar.

“Minah!”

“Iya! Aku tau itu, tuan Song Joongki! Lagi pula seorang perempuan pasti sangat lama jika dikamar mandi.” Jawab Minah tanpa beban dan memperdulikan Joongki yang sedari menatapnya geram.

“Maka dari itu, kau harus mengikuti apa kataku, Bang Minah. Bahwa aku harus ikut masuk kedalam kamar mandi.”

Minah menoleh, “Ya! Kau pikir aku perempuan apa yang mengizinkanmu ikut masuk kedalam kamar mandi? Kau kan sudah menikah, byuntae!” Minah memukul tubuh Joongki –sedangkan dirinya merintih kesakitan.

“Hentikan, bocah!”

*

*

Ia menutup pintu saat tubuhnya sudah memasuki sebuah rumah dimana ia tinggal. Kepalanya masih dipenuhi segala pikiran yang membuatnya pusing setengah mati. Ia harus bersikap berbeda kepada semua orang padahal dirinya menyimpan banyak sekali masalah yang tengah ia hadapi, dan tentunya ia masih tidak tahu jalan apa yang harus ia ambil.

Berjuang atau menyerah.

Ia memutar tubuhnya dan melangkah gontai karena begitu lelah dengan latihan tadi. Latihan dengan seorang diri menurutnya sangat melelahkan dibanding latihan bersama teman-temannya.

Kedua matanya menangkap sesosok lelaki yang tengah berjalan melewatinya. Ia lihat lelaki tersebut berjalan menuju dapur, lalu menuangkan segelas air kedalam gelas. Ia menghampirinya cepat sembari tersenyum.

“Kau sudah pulang?” Tanya Baekhyun antusias menunggu jawaban dari lelaki tersebut.

“Jika aku tidak ada disini berarti aku belum pulang, dan jika aku ada disini berarti aku sudah pulang. Pikirkan!” Jawabnya ketus yang membuat Baekhyun sedikit tersentak.

Baekhyun menundukkan kepalanya lesu, senyumannya pun bahkan memudar pada saat itu juga.

“Semua itu bukan kesalahanku.”

D.O yang baru saja selesai menghabiskan minumannya langsung menatap Baekhyun geram. “Apa? Bukan kesalahanmu? Mengapa kau menerimanya jika begitu?!” D.O menyimpan gelas itu kasar lalu melangkah pergi meninggalkan Baekhyun yang masih berdiri mematung.

Oh sungguh, ia tidak bisa mengendalikan emosinya. Dirinya masih merasa sangat kecewa atas keputusan yang Baekhyun ambil. Baekhyun sudah berjanji akan membantunya, tetapi apa? Baekhyun malah menerima tawaran tersebut tanpa memikirkan dirinya yang memiliki cita-cita jauh dari Baekhyun yang belum mengungkapkan cita-cita lainnya yang ia inginkan.

“Iya, kalau begitu aku mengaku salah.”

Jalannya terhenti saat menangkap suara Baekhyun yang terdengar serak. Tanpa membalikkan tubuhnya, D.O mendengar derap langkah kaki. Ia yakin, Baekhyun berjalan ke arahnya. Benar saja, kini Baekhyun sudah berdiri dihadapannya dengan wajah amat datarnya.

Tangan kanan Baekhyun meraih bahu lelaki dihadapannya, dengan kedua mata yang memerah ia membuka mulutnya, “Jika kau membenciku, lebih baik dimulai dari sekarang. Dan jika kau ingin memperbaiki hubunganmu denganku, lebih baik dimulai dari sekarang.”

D.O menepis tangan Baekhyun dari bahunya sembari menyeringai, “Untuk apa aku harus memperbaiki hubunganku denganmu?”

Lagi-lagi, tangan Baekhyun meraih bahu D.O, “Baiklah. Kita bukan teman sekarang dan ingat, kita akan bersaing untuk mendapatkan tempat itu. Mengerti?”

Baekhyun berlalu pergi setelah mengatakan apa yang seharusnya ia tidak katakan. Ia sudah merasa cukup untuk sabar untuk menahan segala perkataan kasar yang ingin sekali ia katakan, tapi mengapa?

D.O sendiri masih membeku ditempatnya. Kedua matanya sama sekali tak berkutik saat melihat reaksi Baekhyun yang sama sekali tidak ia harapkan. Bagaimana mendengar perkataan Baekhyun yang penuh dengan penekanan, merasakan cengkraman tangan Baekhyun dibahunya, dan melihat kedua mata Baekhyun yang memerah.

“Jika itu maumu, kita akan menjadi musuh mulai dari sekarang.”

*

*

*

*

TBC

Akhirnya kelar juga full chapter 2 ini, aku ga tau harus gimana selain langsung ke konfliknya.

Jadi kalian tau konflik pertama yang dihadapi Baekhyun, tapi kalian belum tau kan konflik pertama yang dihadapi Minah? Ada yang tau? Kalo ada yang tau nanti dikasih hadiah deh.. Sebuah pelukan dari istrinya ByunBaek, It’s me! 😀

Aku mohon sekali lagi nih, jangan ada silent readers and jadilah good readers yang selalu disayangi oleh semua author.

.

Salam sayang

XLBAEKHYUNWOO

4 responses to “My Note [Chapter 2]

  1. next chapther min!! seruuuu. ayolah ini udah 2016 masa belom diupdate sih? ayolah minnn~ pokoknya fighting lah~!!

    Suka

Tinggalkan komentar